Grebeg Sura Desa Kalialang Sebagai Ucapan Rasa Syukur
Tradisi kebudayaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dari masa ke masa dan tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Tradisi budaya diperkenalkan secara turun-temurun dari orang tua ke generasi muda, selain bertujuan agar budaya di suatu wilayah tidak punah, tradisi budaya ini memiliki tujuan agar generasi muda di suatu desa mengenal tradisi di desa mereka sendiri, dan diharapkan kelak mereka akan menjadi penerus tradisi budaya tersebut.
Tradisi budaya di tiap wilayah tentunya berbeda-beda, karena penutur budaya di tiap wilayah di Indonesia tentu memiliki pola pikir dan kepercayaan yang berbeda pula. Namun, tradisi budaya di zaman sekarang ini bisa dikatakan terancam punah, alasan pertama karena generasi muda yang sudah berkembang mengikuti zaman dan sudah bergaya modern sehingga tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno. Kedua, karena tradisi budaya biasanya masih kental di wilayah pedesaan, sementara sekarang ini banyak sekali anak muda di desa yang merantau ke kota lain, sehingga mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan tradisi budaya di wilayah mereka masing-masing.
Salah satu tradisi yang rutin dilakukan di wilayah Desa Kalialang adalah Grebeg Sura, Grebeg Sura sudah menjadi tradisi di seluruh Wilayah Jawa khususnya Jawa Tengah. Grebeg Sura selalu disandingi dengan pertunjukkan kebudayaan seperti wayang kulit, ebeg, dan calung. Setiap wilayah memiliki ciri khas Grebeg Sura masing-masing, namun ada wilayah yang memiliki pantangan seperti tidak boleh mengadakan pertunjukkan wayang atau ebeg karena jika diadakan dipercaya akan mendatangkan hal buruk.
Desa Kalialang merupakan desa yang masih kental dengan tradisi budayanya, warga Desa Jingkang rutin mengadakan bermacam-macam kegiatan tradisi budaya yang telah dilakukan sejak dulu. Salah satu tradisi budaya yang baru saja diadakan di Desa Kalialang adalah Grebeg Sura, diadakan setahun sekali di bulan Suro, tradisi ini baru saja diselenggarakan pada hari Jum'at, 12 Juli 2024 di lapangan Desa Kalialang . Grebeg Sura merupakan adat istiadat warga desa Kalialang, karena mayoritas mata pencaharian warga Desa Kalialang adalah petani dan berladang, jadi mereka menganggap bahwa ruwat bumi adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai bentuk tasyakuran sekaligus agar para petani dan perkebunannya diayomi oleh leluhur. Grebeg Sura dipercaya dapat membawa berkah dan mengusir segala penyakit dan hama yang dapat menyerang perkebunan warga Desa Kalialang, “Grebeg Sura adalah tasyakuran warga Desa Kalialang yang bertujuan agar petani diayomi dan dibantu oleh leluhur sehingga hasil perkebunan mereka mendapat hasil yang lebih banyak dari sebelumnya dan tanamannya selalu terlindungi dari penyakit dan hama, dan insyaallah akan diadakan setiap tahun.”
Acara pertama adalah Ritual doa di sungai Kalialang yang di pimpin oleh pak Paryoto selaku kesepuhan Desa Kalialang dan dilanjutkan berjalan kaki dari Sungai Kalialang menuju lapangan Desa Kalialang, dan setelah arak-arakan gunungan sampai di Lapangan di sambut dengan musik tek-tek.
Bu Bety Yuni Rahayu sebagai Kepala Desa menyampaikan "kegiatan ini adalah kegiatan rutinitas tahunan Pemerintah Desa Kalialang dan semoga Grebeg Sura ini berjalan sampai seterusnya, Grebeg Sura ini adalah ucapan rasa syukur dari masyarakat Desa Kalialang."
Camat Kecamatan kemangkon juga menghadiri acara Grebeg Sura dan sangat mengapresiasi kegiatan Grebeg Sura.
Dedy Setiawan selaku Camat Kecamatan kemangkon berharap "harapan saya acara Grebeg Sura ini tetap berjalan sebagai bentuk adat dan budaya kita untuk menghormati para leluhur dan saya harap kegiatan ini di pupuk agar para pemerintah desa bisa lebih bersinergi dengan masyarakat"