Pelajar Muhammadiyah Dikuatkan Ilmuwan Banjarnegara

Banjarnegara Sorotnuswantoro || Melaksanakan Musyawarah Daerah ke XIII 4-6 Februari 2022. Kegiatan yang digelar di SMA Muhammadiyah Banjarnegara ini diikuti sekitar 200 pelajar dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Pada kegiatan puncak yang berlangsung di Pendopo Dipayuda Adigraha hari ini (6/2) diisi dengan Kuliah Umum (Stadium General) bertema “Perkembangan Sains dan Masa Depan Dunia Pelajar”. Hadir pada acara pembukaan Plh Bupati Banjarnegara, Kapolres Banjarnegara, Dandim Banjarnegara, Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Banjarnegara disambut oleh Drs. H. Sobri, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Banjarnegara.
Dua nara sumber yakni Dr Tuswadi (Akademi Ilmuwan Muda Indonesia/Politeknik Banjarnegara) dan Ipmawan Ainur Rosyid Adzikkri (Ketua Umum PW IPM Jawa Tengah) tampil memberikan materi di hadapan peserta.
Dr Tuswadi, dalam paparan kuliah umum berjudul “Millenials dalam Hempasan Sains dan Teknologi” menjelaskan bahwa kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi didasari sifat manusia yang selalu ingin tahu dan ingin membuat kehidupannya lebih nyaman dari hari ke hari; dan rasa keingintahunan yang tinggi terhadap sesuatu adalah sifat dasar para ilmuwan yang selalu bertanya, melakukan penelitian, dan menghasilkan penemuan-penemuan dari zama dahulu ketika peradaban manusia masih rendah sampai sekarang ini yang serba maju dan modern.
“Kalian sebagai pelajar harus mampu meneladani karakter para ilmuwan di masa lalu dan masa sekarang yang terbukti berhasil menemukan teknologi hampir di semua bidang kehidupan seperti alat transportasi, alat komunikasi, alat-alat kesehatan, dan masih banyak lagi. Pupuk rasa ingin tahu terhadap sesuatu dan temukan jawabannya dengan berfikir ilmiah!” jelas Dr Tuswadi.
Masif dan cepatnya loncatan hasil penemuan teknologi, termasuk teknologi komunikasi, sedikit banyak telah mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia termasuk di kalangan millenials. Teknologi internet di balik manfaatnya telah menyebabkan banyak generasi mengalami kecanduan, memperburuk hubungan interpersonal, dan meningkatkan rasa malas serta panjang angan-angan (budaya instan). Ini tentu tidak baik bagi para millenials sehingga menurut Dr Tuswadi, sebagai manusia yang berakal, kita harus mampu menjadikan diri sendiri menjadi pengendali pemanfaatan teknologi dan bukan sebaliknya kita yang dikendalikan oleh teknologi.
“Berfikir kreatif itu menjadi kunci! Apapun hasil teknologi harus kita manfaatkan untuk sesuatu yang berguna—termasuk memperoleh pengetahuan, tambahan penghasilan, atau pun segala sesuatu yang sifatnya produktif; jadi kita tidak akan menjadi budak teknologi. Sayangnya banyak millenials yang waktunya banyak tersia-sia akibat kecanduan gadget. Ini tidak boleh terjadi lagi!” pesan Dr Tuswadi.
Sementara Ipmawan Ainur Rosyid Adzikkri berpesan kepada para pelajar agar menggunakan masa muda untuk belajar memperoleh ilmu sebanyak mungkin dan terampil memanfaatkan bak at untuk kehidupan yang sehat dan sejahtera di masa depan.(Nur)