Sejarah Budaya Kabupaten Purbalingga

26-Mar-2018 | sorotnuswantoro indonesia

Purbalingga merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten ini memiliki batas wilayah antara lain : sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pemalang, sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara, sebelah barat dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas.

Pada pembahasan kali ini, kita akan mengulas mengenai sejarah Kabupaten Purbalingga, Babad Purbalingga, serta Peninggalan sejarah yang ada di Kabupaten Purbalingga. Secara umum, kondisi geografis Purbalingga dikelilingi oleh rangkaian pegunungan dan sungai-sungai besar. Terdapat beberapa rangkain pegunungan pada bagian utara, yaitu Dataran Tinggi Dineg dan Gunung Slamet. Sementara itu, pada bagian selatan terdapat Sungai Serayu dan beberapa anak sungainya meliputi : Kali Gintung, Kali Pekacangan dan Kali Klawing.

Sejarah Kabupaten Purbalingga.

Sebuah nama yang pasti tidak akan tertinggal ketika membicarakan sejarah Kabupaten Purbalingga adalah Kyai Arsantaka, seorang tokoh yang menurut sejarah menurunkan tokoh-tokoh Bupati Purbalingga. Kyai Arsantaka yang pada masa mudanya bernama Kyai Arsakusuma adalah putra dari Bupati Onje II. Sesudah dewasa diceritakan bahwa kyai Arsakusuma meninggalkan Kadipaten Onje untuk berkelana ke arah timur dan sesampainya di desa Masaran (Sekarang di Kecamatan Bawang, Kabupaten Banjarnegara) diambil anak angkat oleh Kyai Wanakusuma yang masih anak keturunan Kyai Ageng Giring dari Mataram.

Pada tahun 1740-1760, Kyai Arsantaka menjadi demang di Kademangan Pagendolan (sekarang termasuk wilayah desa Masaran), suatu wilayah yang masih berada dibawah pemerintahan Karanglewas (sekarang termasuk kecamatan Kutasari, Purbalingga) yang dipimpin oleh Tumenggung Dipayuda I. Banyak riwayat yang menceritakan tenang heroisme dari Kyai Arsantaka antara lain ketika terjadi perang Jenar, yang merupakan bagian dari perang Mangkubumen, yakni sebuah peperangan antara Pangeran Mangkubumi dengan kakaknya Paku Buwono II dikarenakan Pangeran mangkubumi tidak puas terhadap sikap kakanya yang lemah terhadap kompeni Belanda.

Dalam perang jenar ini, Kyai Arsantaka berada didalam pasukan kadipaten Banyumas yang membela Paku Buwono. Dikarenakan jasa dari Kyai Arsantaka kepada Kadipaten Banyumas pada perang Jenar, maka Adipati banyumas R. Tumenggung Yudanegara mengangkat putra Kyai Arsantaka yang bernama Kyai Arsayuda menjadi menantu. Seiring dengan berjalannya waktu, maka putra Kyai Arsantaka yakni Kyai Arsayuda menjadi Tumenggung Karangwelas dan bergelar Raden Tumenggung Dipayuda III.

Masa masa pemerintahan Kyai Arsayuda dan atas saran dari ayahnya yakni Kyai Arsantaka yang bertindak sebagai penasihat, maka pusat pemerintahan dipiindah dari Karanglewas ke desa Purbalingga yang diikuti dengan pembangunan pendapa Kabupaten dan alun-alun. Nama Purbalingga ini bisa kita dapati didalam kisah-kisah babad. Adapun Kitab babad yang berkaitan dan menyebut Purbalingga diantaranya adalah Babad Onje, Babad Purbalingga, Babad Banyumas dan Babad Jambukarang.

Selain dengan empat buah kitap babat tsb, maka dalam merekonstruksi sejarah Purbalingga, juga melihat arsip-arsip peninggalan Pemerintah Hindia Belanda yang tersimpan dalam koleksi Aarsip Nasional Republik Indonesia. Berdasarkan sumber-sumber diatas, maka melalui Peraturan daerah (perda) No. 15 Tahun 1996 tanggal 19 Nopember 1996, ditetapkan bahwa hari jadi Kabupaten Purbalingga adalah 18 Desember 1830 atau 3 Rajab 1246 Hijriah atau 3 Rajab 1758.

Peninggalan Sejarah di Kabupaten Purbalingga

  1. Gua Genteng
  2. Batu Lingga
  3. Gombangan
  4. Giri Cendana
  5. Batu Lingga, Yoni dan Palus
  6. Makam Narasoma
  7. Sendang / Petirtaan

KOMENTAR

Tags