Biografi Abah Faqih Al Hafidz Kalibeber

Biografi Abah Faqih Al Hafidz Kalibeber
30-Dec-2018 | sorotnuswantoro indonesia

FEATURE
BIOGRAFI ABAH FAQIH MUNTAHA
Oleh : Azimatuz Zahro

Beliau adalah putra sulung KH. Muntaha Alhafidz dari istri yang bernama nyai Hj. Maiyan Jariyah, lahir di kalibeber pada tanggal 3 Maret 1955. Beliau akrab dipanggil dengan Abah Faqih. Beliau mempunyai 5 putra dan 1 putri yaitu :
H. Abdurrohman Al-Asy’ari, Alh, S.H.I
H. Khairullah Al-Mujtaba, Alh
Siti Marliyah
Nuruzzaman
Fadlurrohman Al-Faqih
Ahmad Isbat Caesar
Putra-putri beliau sudah ada yang menyelesaikan pendidikan formal maupun non formal, baik S1 maupun Tahfidzul Qur’an dan juga pondok pesantren. Bahkan putra beliau yang pertama dan kedua adalah alumnus Yaman “Ribat Ta’lim khadzral Maut” dibawah asuhan Habib Salim As-Satiri.

1. Riwayat Pendidikan
Beliau menjalani masa kanak-kanak dibawah asuhan langsung dari Almaghfurllah KH. Muntaha Alh. Selain itu beliau juga sekolah formal di SD kalibeber, sedangkan SMP di Wonosobo yang kemudian melanjutkan di STM juga di Wonosobo setelah selesai sekolah formal beliau dikirim untuk belajar di pesantren seperti kebanyakan gus-gus yang lain. Pada tahun 1973 beliau nyantri di pondok pesantren Tremas Pacitan dibawah asuhan KH. Habib Dimyati sampai tahun 1978. Dipondok Tremas inilah beliau mendapatkan banyak ilmu agama, baik dalam fikih, nahwu shorof dan ilmu kanoragan. Setelah selesai dari pondok Tremas kemudian beliau pindah ke Krapyak yang ada pada waktu itu diasuh oleh beliau KH. Ali Maksun (juga salah satu teman seperjuangan simbah Muntaha Alh) selama satu tahun. Selanjutnya beliau nyantri lagi di buaran Pekalongan kepada Al-Mukarom KH. Syafi’i yang juga terkenal sebagai salah satu teman seperjuangan simbah Muntaha Al-Hafidz. Setelah itu pada tahun 1980 beliau pulang ke Kalibeber yang dilanjutkan dengan nyantri di kaliwiro kepada seorang kyai yang terkenal dengan panggilan Mbah Dimyati. Belum genap satu tahun beliau kemudian melaksanakan akad nikah dengan salah seorang santri kalibeber yang bernama Shofiah binti KH. Abdul Qodir cilingok Banyumas, kendati beliau telah melangsungkan pernikahan, namun bukan berarti akhir dalam menuntut ilmu, karena beliau masih tetap nyantri dengan Mbah Dimyati di Kaliwiro selama kurang lebih satu tahun. Ketika di kaliwiro inilah beliau mendalami kitab-kitab yang besar antara lain : Shoheh Bukhori, Shoheh Muslim, Ihya’ Ulummuddin, Tafsir Al-Munir dan lain-lain. Kemudian beliau mukim membantu perjuangan ayahnda beliau yaitu Simbah KH. Muntaha Al-hafidz(Alm). Selama masa nyantri tersebut beliau mempunyai hobi yang sangat unik yang sama dengan hobinya Gus Dur yaitu ziarah kubur, beliau juga terkenal sebagai santri yang mempunyai dedikasi dan disiplin yang tinggi dan selalu mentaati peraturan (Qonun) pondok pesantren yang ada walaupun beliau adalah putra seorang Ulama besar yang Kharismatik.

2. Perjuangan Pendidikan
Setelah pulang dari pesantren (mukim pada tahun 1980) beliau aktif membantu mengajar di Pondok Pesantren milik ayahandanya dan ikut perkecimpung dalam masyarakat. Waktu itu santri di kalibeber baru sekitar 50 orang putra dan putri dengan prioritas Tahfidzul Qur’an (menghafal Al-Qur’an) dan menggunakan sistem salafy. Pertama kali beliau mengajar pada santrinya yaitu kitab “Burdah” yang bertempat di masjid Baiturrochim.selain mengajar pada santri beliau juga mengajar diniyah ba’da dzuhur untuk orang kampung yang waktu itu bertempat di MI Ma’arif. Adapun kitab-kitab yang pernah beliau khatamkan antara lain adalah : Taqrib, Bidayatul Hidayah, Sulamuttaufik, Safinah dll. Sedangkan untuk ilmu Nahwu diampu oleh teman beliau yaitu Bpk H. Quraisyin.
Disamping mengajar, beliau juga ikut aktif dalam mendirikan lembaga-lembaga formal antara lain : SMP,SMA,SMK Takhasus Al-Qur’an dan IIQ (sekarang UNSIQ). Beliau juga menruskan cita-cita ayahanda beliau yang belum terealisir diantaranya : SD Takhasus Al-Qur’an,Darul Aitam, Menara Masjid Baiturrochim dan Gedung Baru Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah. Beliau juga mendirikan kelas jauh diantaranya adalah : SMA Takhasus Al-Qur’an di Kepil, SMP+SMA Takhasus Al-Qur’an di Ndero Duwur plus Pondok Pesantren tanpa pemungutan biaya, Pondok Pesantren + SMA dan SMP Takhasus Al-Qur’an di Kalimantan Barat, SMP TAQ di Majalengka, di Tumiyang Purwokerto, di Buntu Banyumas, serta di Baran Gunung Ambarawa dan masih banyak lagi. Satu cita-cita beliau yang belum terealisasi adalah menjadikan kalibeber sebagai “Semacam Vatikan” di Indonesia. Dimana nanti setiap fatwa dari Kalibeber akan di patuhi oleh semua pemeluk Agama Islam diseantereo Nusantara.

3. Perjuangan Organisasi
Dalam bidang Organisasi beliau aktif di Mabarot. Dan selanjutnya aktif di Tanfidziyah Ranting Kalibeber, sekretaris MWC Mojotengah. Tercatat mulai tahun 1996 sampai 2016 beliau aktif sebagai Mustasyar NU cabang Wonosobo. Dulunya beliau juga aktif dalam partai politik antara lain P3, Golkar dan PKB. Namun demi kemaslahatan umat mulai tahun 2004 hingga 2016 beliau netral. Selain itu beliau juga menjadi salah satu sesepuh di kalibeber bahkan di Wonosobo beliau termasuk salah satu Kyai yang paling disegani.

Diantara salah satu karya beliau yaitu sebuah karangan puisi :

TERLALU CEPAT
Karya : KH. A. Faqih Muntaha

Belum lagi selimut tersingkap
Menutupi kegelapan malam
Dingin diawal Juni mulai terasa sampai sum-sum
Keriput yang mulai menua

Tidak biasanya terjadi
Terlalu cepat, seharusnya Agustus baru tiba
Bersamaan dengan kumandangnya adzan pertama
Jelas jam 3 pagi
Anak-anak sudah mulai ramai antri ambil air wudhu

Aku tersentak bangun
Walau dengan langkah-langkah limbung
Kuturuti nurani yang masih tersisa
Untuk bekal kelak

Tags