Malam Puncak Gebyar Kemerdekaan Desa Sangkanayu

Bertepatan dengan HUT REPUBLIK INDONESIA KE 79 desa Sangkanayu menggelar Malam Puncak gebyar kemerdekaan dengan pembagian Hadiah kepada masyarakat yang memenangkan perlombaan tingkat Desa.
Selain pembagian hadiah, acara juga memperingati bulan suro yang tidak lain untuk menghormati para leluhur.
Tradisi kebudayaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dari masa ke masa dan tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Tradisi budaya diperkenalkan secara turun-temurun dari orang tua ke generasi muda, selain bertujuan agar budaya di suatu wilayah tidak punah, tradisi budaya ini memiliki tujuan agar generasi muda di suatu desa mengenal tradisi di desa mereka sendiri, dan diharapkan kelak mereka akan menjadi penerus tradisi budaya tersebut.
Tradisi budaya di tiap wilayah tentunya berbeda-beda, karena penutur budaya di tiap wilayah di Indonesia tentu memiliki pola pikir dan kepercayaan yang berbeda pula. Namun, tradisi budaya di zaman sekarang ini bisa dikatakan terancam punah, alasan pertama karena generasi muda yang sudah berkembang mengikuti zaman dan sudah bergaya modern sehingga tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno. Kedua, karena tradisi budaya biasanya masih kental di wilayah pedesaan, sementara sekarang ini banyak sekali anak muda di desa yang merantau ke kota lain, sehingga mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan tradisi budaya di wilayah mereka masing-masing.
Salah satu tradisi yang rutin dilakukan di wilayah Desa Sangkanayu adalah ruwat bumi, ruwat bumi sudah menjadi tradisi di seluruh Wilayah Jawa khususnya Jawa Tengah. Ruwat bumi selalu disandingi dengan pertunjukkan kebudayaan seperti wayang kulit, ebeg, dan calung. Setiap wilayah memiliki ciri khas ruwat bumi masing-masing, namun ada wilayah yang memiliki pantangan seperti tidak boleh mengadakan pertunjukkan wayang atau ebeg karena jika diadakan dipercaya akan mendatangkan hal buruk.
Desa Sangkanayu merupakan desa yang masih kental dengan tradisi budayanya, warga Desa Sangkanayu rutin mengadakan bermacam-macam kegiatan tradisi budaya yang telah dilakukan sejak dulu. Salah satu tradisi budaya yang baru saja diadakan di Desa Sangkanayu adalah tradisi ruwat bumi, diadakan setahun sekali di bulan Suro yang bertepatan dengan HUT REPUBLIK INDONESIA KE 79, tradisi ini diselenggarakan pada hari Sabtu, 31 Agustus 2024 di lapangan sepak bola Desa Sangkanayu . Ruwat bumi merupakan adat istiadat warga desa Sangkanayu, karena mayoritas mata pencaharian warga Desa Sangkanayu adalah petani dan berladang, jadi mereka menganggap bahwa ruwat bumi adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai bentuk tasyakuran sekaligus agar para petani dan perkebunannya diayomi oleh leluhur. Ruwat bumi dipercaya dapat membawa berkah dan mengusir segala penyakit dan hama yang dapat menyerang perkebunan warga Desa Sangkanayu, “Ruwat bumi adalah tasyakuran warga Desa Sangkanayu yang bertujuan agar petani diayomi dan dibantu oleh leluhur sehingga hasil perkebunan mereka mendapat hasil yang lebih banyak dari sebelumnya dan tanamannya selalu terlindungi dari penyakit dan hama, dan insyaallah akan diadakan setiap tahun dengan secara bergantian di masing masing kadus.”
Ketua panitia ruwat bumi Pandji Nur Wicaksono memberikan sambutan "pada malam hari ini adalah puncak Kemerdekaan Republik Indonesia dan sekaligus bentuk kita menghormati leluhur kita dengan Ruwat Bumi pagelaran wayang kulit"
"Ruwat bumi di Desa Sangkanayu disandingi dengan pertunjukkan wayang Kulit oleh Ki Dalang Yakut Jedher dan di akhiri Pertunjukkan wayang kulit, sebelum acara pagelaran wayang kulit kita akan memberikan apresiasi pada perlombaan memeriahkan HUT RI ke 79" tambahnya.
Ali Setiawan S.Pd. menyampaikan "Saya berterimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Sangkanayu yang sudah mau membantu dalam penyelenggaraan acara Ruwat bumi semoga amal bapak ibu diganti sama Allah SWT"
"Semoga di adakannya ruwat bumi Desa Sangkanayu semakin MAJU dan semoga kedepannya acara menjadi acara tahunan"
Camat Kecamatan Mrebet Hendro Prasetyo pertunjukkan tersebut dan memberi sambutan kepada warga Desa Sangkanayu yang sangat antusias menonton wayang kulit.
Hendro Prasetyo M.E selaku Camat dari Kecamatan Mrebet berharap "semoga dengan adanya acara Ruwat Bumi Desa Sangkanayu semakin kompak dan saling menguatkan".
"Semoga kedepannya acara Ruwat Bumi di Desa Sangkanayu berjalan terus dan saya sangat mengapresiasi kepada seluruh masyarakat Desa Sangkanayu, terimakasih untuk para RT yang sudah membantu untuk pembayaran PBB" tambahnya.
Di samping itu, di tiang depan panggung wayang kulit diikatkan hasil tanam warga desa Sangkanayu seperti padi, jagung, kelapa, singkong, dan pisang. Hal tersebut mengandung makna tersirat yaitu agar hasil tanam di kidung pada saat pagelaran wayang dimulai, warga desa Sangkanayu percaya jika perkebunan warga akan terhindar dari penyakit dan hama serta nantinya hasil panen akan lebih banyak dari sebelumnya