Galeri Ecoprint Yu Paijem Serang Purbalingga

Galeri Ecoprint Yu Paijem Serang Purbalingga
05-Jun-2025 | sorotnuswantoro Purbalingga

Kini ada teknik baru membuat motif pada kain selain membatik yakni dengan ecoprint. Ecoprint adalah teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alami yaitu daun atau bunga.

‎Di Purbalingga sendiri perajin ecoprint sudah mulai bermunculan, salah satunya Nurhadiahti atau yang lebih di kenal (Yu Paijem). Alumi Fisip UNDIP Semarang Fokus di Ilmu Administrasi Niaga ini sudah menggeluti usaha tersebut selama tiga tahun terakhir. Pada mulanya ia merupakan pengusaha sayur dan berasi, di Desa Serang Kec.Karangreja Kab.Purbalingga.

‎Setelah belajar secara otodidak ia memutuskan untuk menekuni ecoprint. Berkat ketekunanya kini usahanya sudah menjadi salah satu anggota UMKM di provinsi dan aktif ikut di beberapa pameran bahkan produknya dikenal bukan cuma skala Nasional bahkan sampai Mancanegara

‎“Kain ecoprint saat ini memang sedang terkenal. Peminatnya cukup banyak.” Ungkap Yu Paijem.

‎Ada beberapa teknik yang digunakan Yu Paijem untuk menghasilkan motif ecoprint. Di antaranya yakni pounding (dipukul) dan steaming (dikukus). Untuk pounding, daun yang telah dikumpulkan lantas dipukul-dipukul di atas lembaran kain putih. Daun itu nantinya akan mengeluarkan warna alami. Lakukan pounding sampai warna yang tercetak di atas kain cukup jelas. Bahkan hingga tampak tulang-tulang daunnya.

‎Kain yang selesai dipukul-pukul, lalu didiamkan beberapa saat kemudaia ke proses selanjutnya yaitu teknik steaming (kukus).

‎Dua jam. Tujuannya, agar warna daun kering dan melekat pada kain. Setelah itu, kain dibilas, atau menurut Marsha Fatur Risky istilahnya dinamakan fiksasi.

‎Proses steaming yaitu mengukus kain di dalam panci. Kain tersebut dilipat atau digulung dengan rapi. Dilakukan selama beberapa jam. Usai dikukus, kain lalu direndam air tawas ataupun tunjungan (fiksasi). Proses fiksasi tersebut yakni dengan cara membilas kain. Entah dengan air cuka, air tawas, air kapur, air tunjung. Tujuannya yaitu agar warna daun tidak luntur saat dicuci.

‎“Biasanya saya pakai air tawas atau tunjung. Kalau air tawas untuk warna agak terang. Air tunjung untuk warna agak gelap,” tutur Yu Paijem.

‎Hasil yang diberikan dari proses ecoprint sangat menarik. Sebab, warna dan motif yang dihasilkan pada tiap-tiap kain berbeda sehingg kain ecoprint unik dan eksklusif. Selain itu produknya ramah lingkungan karena bahannya dari alam.

‎Hal inilah yang mendasari kegiatan penelitian kelembagaan dua dosen Fakultas Ekonomi UPNVY, Dr. Noto Pamungkas dan Dr. Sri Suryaningrum.

‎Pada proposal penelitian berjudul “Peningkatan Pengembangan dan Pelatihan Wirausaha untuk Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Berbasis Ecoprint” mereka mengajak untuk meningkatkan produktifitas kerajinan ecoprint.

‎“Kami ingin mengoptimalkan usaha para alumni agar terus berkembang. Apalagi peroduksnya sangat menarik dan memilki prospek bagus.” Kata Yu Paijem menjelaskan.

‎Dengan pembekalan dan pendampingan usaha, kata Yu Paijem usaha UMKM diharapkan dapat menembus pasar internasional.

‎"Kami menyediakan berbagai daun dan bunga serta pewarna alami dari bahan alam bagi perajin Ecoprint yang sulit mendapatkan bahan baku, di galeri kami juga membuka pelatihan kelas untuk belajar tentang usaha ecoprint" Ungkap Yu Paijem.

‎Kami di Gallery Yu Paijem percaya bahwa ecoprint bukan sekadar seni, tetapi juga sebuah langkah menuju keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Dengan dedikasi dan inovasi, kami terus berupaya menghadirkan produk berkualitas serta berbagi ilmu kepada komunitas pecinta ecoprint.

‎Jangan ragu untuk menghubungi kami jika ingin mengetahui lebih lanjut tentang workshop, produk, atau peluang kolaborasi. Mari bersama-sama menciptakan karya yang alami, unik, dan bermakna.

‎Contact Us :

‎Alamat : Desa Serang Dukuh Pesanggerahan Rt.003/Rw.004 Kec.Karangreja Kab.Purbalingga

Telp/wa: 082314172259

‎Email: yupaijemproject@gmail.com

‎IG: @galeriyupaijem

‎FB: Kebon'e Yupaijem dan Yu Paijem

‎Tiktok: Yupaijem12

Tags