Pemkab Wonosobo Dorong Peran Ayah Dalam Pola Asuh Anak: Internalisasi 1000 Hpk Dan Taman Asuh Balita Jadi Strategi Cegah Stunting

Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBPPPA), menyelenggarakan kegiatan Internalisasi Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan Taman Asuh Anak Balita, pada Rabu, (30/7/2025, bertempat di Rumah Makan Dewani, Wonosobo.
Acara ini diikuti oleh perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pasangan suami-istri yang memiliki anak balita, serta seluruh Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) dari berbagai wilayah di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan ini menjadi bagian dari program percepatan penanganan stunting serta pembentukan karakter anak melalui pola asuh yang holistik dan berkelanjutan.
Empat Program Quick Win Nasional Diterapkan di Wonosobo
Kegiatan internalisasi ini merupakan tindak lanjut implementasi dari empat program quick win nasional yang dicanangkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yaitu:
- GENTING – Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
- TAMASYA – Taman Asuh Sayang Anak
- GATI – Gerakan Ayah Teladan Indonesia
- SIDAYA – Lansia Berdaya
Keempat program ini bertujuan memperkuat struktur pengasuhan dalam keluarga, meningkatkan kepedulian orang tua terhadap tumbuh kembang anak, serta membangun ekosistem pendukung dalam pencegahan stunting secara terintegrasi dan berkesinambungan.
Dokter Anak: 1000 HPK Adalah Fondasi Masa Depan Anak
Dalam pemaparannya, dr. Galih, Dokter Spesialis Anak dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo, menyampaikan bahwa masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)—yang dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun—merupakan periode emas pembentukan otak, imunitas, dan pertumbuhan fisik anak.
"Orang tua, khususnya ayah dan ibu, memiliki peran vital dalam membentuk pola asuh yang sehat dan menyenangkan. Pola makan bergizi, kunjungan rutin ke posyandu, stimulasi tumbuh kembang pada waktu yang tepat, serta dukungan psikososial dari lingkungan keluarga dan tempat kerja merupakan pilar utama keberhasilan pengasuhan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Galih menyoroti upaya nyata Pemkab Wonosobo melalui program GENTING, yang telah memberikan bantuan nutrisi berupa dua butir telur per hari selama enam bulan penuh kepada anak-anak dalam kategori rawan stunting.
"Langkah ini sangat konkret dalam menjawab persoalan gizi buruk dan stunting. Pemerintah daerah telah bertindak, sekarang giliran masyarakat untuk bergerak bersama," tegas Galih.
DPPKBPPPA: Ayah Wajib Turut Berdaya dalam Pengasuhan Anak
Kepala DPPKBPPPA Kabupaten Wonosobo, Dyah Afif, dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara ibu dan ayah dalam pengasuhan anak. Menurutnya, keberhasilan pola asuh bukan hanya ditentukan oleh peran ibu semata, tetapi juga keterlibatan aktif sang ayah.
“Anak-anak membutuhkan makanan yang diolah dengan tepat agar kebutuhan gizinya terpenuhi. Namun lebih dari itu, mereka juga membutuhkan perhatian emosional dan kedekatan batin dari kedua orang tuanya,” tutur Dyah.
Ia menambahkan, seorang ayah yang ideal bukan hanya hadir secara fisik, tetapi juga terlibat dalam aktivitas pengasuhan seperti:
- Menemani anak makan dan bermain minimal empat kali dalam seminggu
- Memberikan perhatian sejak masa kehamilan istri hingga anak berusia dua tahun
- Membekali diri dengan ilmu parenting, sebagaimana yang selama ini identik hanya dilakukan oleh ibu
“Sebagai kepala keluarga, ayah perlu membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan mengasuh, agar mampu menciptakan lingkungan rumah tangga yang sehat, harmonis, dan mendukung tumbuh kembang optimal anak,” tegas Dyah.
Dari Internalisasi Menuju Gerakan Kolektif Masyarakat
Dyah berharap, internalisasi ini tidak berhenti pada tataran seremoni atau wacana semata. Ia mengajak seluruh peserta untuk menyebarluaskan materi yang diperoleh dalam kegiatan ini kepada masyarakat luas melalui berbagai forum sosial.
“Para ayah bisa mulai menyuarakan pentingnya keterlibatan ayah dalam pertemuan RT, pengajian, arisan keluarga, atau forum khusus para ayah di lingkungan OPD. Dengan gerakan kolektif, maka nilai-nilai pengasuhan yang baik akan menyebar dan mengakar dalam budaya lokal kita,” harapnya.
Komitmen Wonosobo Menuju Generasi Emas Bebas Stunting
Kegiatan ini menjadi bukti konkret komitmen Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam menyukseskan agenda pembangunan sumber daya manusia melalui penguatan pola asuh keluarga, khususnya dalam masa 1000 HPK.
Dengan dukungan semua pihak—pemerintah, keluarga, masyarakat, dan tenaga kesehatan—diharapkan angka stunting di Wonosobo dapat ditekan secara signifikan, serta terwujudnya generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.