Kirab Gunungan Hasil Panen Petani Desa Jetis

Kirab Gunungan Hasil Panen Petani Desa Jetis
20-Jul-2024 | sorotnuswantoro Purbalingga

Tradisi kebudayaan merupakan kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dari masa ke masa dan tidak akan pernah putus dari generasi ke generasi. Tradisi budaya diperkenalkan secara turun-temurun dari orang tua ke generasi muda, selain bertujuan agar budaya di suatu wilayah tidak punah, tradisi budaya ini memiliki tujuan agar generasi muda di suatu desa mengenal tradisi di desa mereka sendiri, dan diharapkan kelak mereka akan menjadi penerus tradisi budaya tersebut.

Tradisi budaya di tiap wilayah tentunya berbeda-beda, karena penutur budaya di tiap wilayah di Indonesia tentu memiliki pola pikir dan kepercayaan yang berbeda pula. Namun, tradisi budaya di zaman sekarang ini bisa dikatakan terancam punah, alasan pertama karena generasi muda yang sudah berkembang mengikuti zaman dan sudah bergaya modern sehingga tidak mau berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kebudayaan yang dianggap kuno. Kedua, karena tradisi budaya biasanya masih kental di wilayah pedesaan, sementara sekarang ini banyak sekali anak muda di desa yang merantau ke kota lain, sehingga mereka tidak bisa berpartisipasi dalam kegiatan tradisi budaya di wilayah mereka masing-masing.

Salah satu tradisi yang rutin dilakukan di wilayah Desa Jetis adalah Kirab Gunungan hasil petani dan Ruwat Bumi, ruwat bumi sudah menjadi tradisi di seluruh Wilayah Jawa khususnya Jawa Tengah. Ruwat bumi selalu disandingi dengan pertunjukkan kebudayaan seperti wayang kulit, ebeg, dan calung. Setiap wilayah memiliki ciri khas ruwat bumi masing-masing, namun ada wilayah yang memiliki pantangan seperti tidak boleh mengadakan pertunjukkan wayang atau ebeg karena jika diadakan dipercaya akan mendatangkan hal buruk.

Desa Jetis merupakan desa yang masih kental dengan tradisi budayanya, warga Desa Jetis rutin mengadakan bermacam-macam kegiatan tradisi budaya yang telah dilakukan sejak dulu. Salah satu tradisi budaya yang baru saja diadakan di Desa Jetis adalah tradisi Kirab Gunungan hasil petani dan ruwat bumi, diadakan setahun sekali di bulan Suro, tradisi ini baru saja diselenggarakan pada hari Sabtu, 20 Juli 2024 di Desa Jetis . Ruwat bumi merupakan adat istiadat warga Desa Jetis, karena mayoritas mata pencaharian warga Desa Jetis adalah petani dan berladang, jadi mereka menganggap bahwa ruwat bumi adalah kegiatan yang harus dilakukan sebagai bentuk tasyakuran sekaligus agar para petani dan perkebunannya diayomi oleh leluhur. Ruwat bumi dipercaya dapat membawa berkah dan mengusir segala penyakit dan hama yang dapat menyerang perkebunan warga Desa Jetis.

Kepala Desa Jetis Dwi Cahyaning Hargani “Ruwat bumi dan kirab gunungan hasil panen petani adalah tasyakuran warga Desa Jetis yang bertujuan agar petani diayomi dan dibantu oleh sang pencipta dan para leluhur sehingga hasil perkebunan mereka mendapat hasil yang lebih banyak dari sebelumnya dan tanamannya selalu terlindungi dari penyakit dan hama".

"Saya memohon doa restu kepada seluruh masyarakat agar dapat mengemban amanah untuk kemajuan Desa Jetis, jangan lupa nanti malam juga akan di adakan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk oleh ki dalang kukuh bayu aji " tambahnya.

Setelah pembacaan doa langsung dilaksanakan grebeg gunungan oleh masyarakat dan masyarakat antusias dalam acara grebeg gunungan.

Camat Kecamatan kemangkon juga menghadiri acara Grebeg Sura dan sangat mengapresiasi kegiatan Grebeg Sura.

Dedy Kurniawan selaku Camat Kecamatan kemangkon berharap "harapan saya acara Grebeg Sura ini tetap berjalan sebagai bentuk adat dan budaya kita untuk menghormati para leluhur dan saya harap kegiatan ini di pupuk agar para pemerintah desa bisa lebih bersinergi dengan masyarakat"

Tags