Kisah Cinta Singkat Pria Remaja Dengan Wanita Dewasa

Ini kisah cintaku dengan seorang wanita yang jauh lebih dewasa, bermula dari sahabat kecilku yang bernama andri yang mengajak main kerumah saudaranya di kecamatan kalimanah Purbalingga.
Panggil saja wanita itu dengan nama Gelis, kepribadian yang menarik dan murah senyum. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMP, dan dia duduk di bangku SMA kelas tiga. Saat di rumahnya aku dengan sahabatku bercanda gurau dan Gelis menanyakan, "kamu sekolah dimana dan kelas berapa ?", dengan penuh keraguan aku menjawab, "kelas dua SMK".ungkapku dengan kebohongan
Semuanya percaya dengan yang ku sampaikan, walaupun rasanya menyesal karna tidak jujur, namun aku lakukan itu karna hanya untuk mencari simpatiknya Gelis, agar aku di anggap dewasa, "kali saja aku punya pelung menjadi pacarnya", ungkapan hati dengan penuh harapan
Hingga saat itu aku dapat peluang memimpin sholat Gelis, dan aku berdoa penuh harapan kepada NYA gelis dapat jatuh cinta padaku.
Waktu telah berlalu hingga aku lulus SMP dan melanjutkan ke SMA, bangkai di tutupi dengan apapun pasti akan tercium bau busuknya.
Kebetulan aku daftar sekolah di SMA Bukateja, kebetulan bertemu bareng dengan adik dan ibunya Gelis, mereka kaget aku menggunakan seragam SMP, dengan terburu buru aku lari untuk bersembunyi karna malu.
Hingga aku daftar di sekolah lain, namun dunia tak selebar daun kelor, aku ketemu dengan saudaranya Gelis dan berapa hari kemudia aku dapat surat dengan tinta merah dari Gelis begini tulisanya, "aku sebenarnya sudah simpatik sama kamu, namun kamu membohongiku dan surat ini sebagai ungkapan rasaku padamu", membaca dengan jantung dag dig dug
Setelah aku buka surat di lembar berikutnya tulisanya sangat besar dan isinya "AKU BENCI KAMU". Rasanya runtuh hati ini saat membacanya, namun harapan muncul kembali ketika melihat tulisan di bawahnya, "aku kan memaafkan mu jika kamu datang kerumahku dan temui aku".tambahnya
Singkat cerita aku datang kerumahnya Gelis dengan tersipu malu dan ragu ragu masuk kerumahnya, setelah melihat senyum manis dan ramah dari gelis aku mulai percaya diri kembali dan mulai terjalin komunikasi dengan baik, hingga aku memberanikan diri untuk ungkapkan cinta.
Jalan stapak itu menjadi saksi ungkapan cintaku kepada Gelis, walaupun sempat membuat detak jantungku berdetak kencang dan kringat dingin mengalis deras karna baru pertama mengungkapkan cinta pada perempuan dewasa.
Aku terdiam penuh harapan saat Gelis menyampaikan kalimat "TIDAK BISA", tak kuasa menahan rasa ingin jatuh karna penolakan itu, namun tiba tiba harapan itu muncul kembali saat Gelis meneruskan kalimatnya, "TIDAK BISA MENOLAK".
Kalimat itu yang membuatku reflek untuk memeluk dan mencium keningnya, hingga tak dapat lepas ruas jari untuk menyatu dan saling berpegangan.
Berapa hari kemudian aku apel bukan di malam mingu, namun malam rabu. Karna baru pertama kali ngapel aku tidak berani sendiri, hingga aku di temani temanku, di depan rumah Gelis ramai karna semua temanku ikut karna penasaran dengan pacarku hingga membuat Gelis dan kluarganya risih dan menganggapku belum dewasa hingga di malam minggu berikutnya aku dapat surat dari Gelis, "kita lebih baik putus saja".
Ini kisah perjalanan cintaku yang singkat yang menjadi kenangan indah untuk bahan hiburan saat semuanya membayangkan, aku dan dia.